apakah benar semua orang melihat kita?

(bacaan kamu yang merasa spesial padahal sebenarnya tidak juga)

life’s update:

saya mau jujur

hidup sendiri ternyata gak semenyenangkan itu — saya harus berjuang sendiri, mencoba menghidupi diri, berani ambil keputusan yang saya gak tau bakal works apa gak, deg-degannya ada setiap waktu. tapi semakin dipikirin, itu akan jadi semakin berat

yang ada hanya menyalahkan diri sendiri atas kondisi yang terjadi, melelahkan banget.. dan berjalannya waktu saya sadar, banyak kesalahan yang saya buat mau itu disengaja atau gak sengaja

satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah kalimat ini: biar waktu yang menyembuhkan & biar pengalaman yang jadi guru terbaik

maka dari itu, izin saya mau jujur lagi. kalo workshop yang saya adakan hari ini belum mencukupi target yang diinginkan. masih sangat jauh dari harapan

  • mungkin saya belum cukup marketingnya

  • mungkin offer saya belum cukup jelas

  • mungkin landing pagenya gak benar-benar fokus

  • mungkin harganya masih terlalu tinggi

tapi jika itu semua memang benar, boleh saya tau pendapatmu? biar bisa saya perbaiki secepat mungkin (balas email ini nanti akan saya balas balik)

tulisan ini saya rilis lebih pagi untuk dapet feedback secepatnya agar semisal kamu bener-bener mau ikutan workshop hari ini, tapi budget masih minim tolong beritau saya. saya akan kasih harga spesial banget buat kamu — maklum anak kos baru nih, kebutuhan hidup harus terus berjalan :')

oke gitu ya? semoga kamu bisa memahaminya. sekarang saatnya masuk ke newsletter minggu ini

Maturity is what happens when one learns to only give a fuck about what’s truly fuckworthy

Mark Manson

emang agak keras ya kutipan mark manson di atas. dia jadi salah satu penulis favorit saya karena gaya bahasanya yang nyeleneh, terutama dalam buku The Subtle Art of Not Giving a F*ck

ini yang akan jadi bahan bakar newsletter hari ini

saya adalah orang yang pemikir banget, apalagi ketika melakukan segala sesuatu. rasanya ada banyak orang yang melihat segala pergerakan

  • apa yang sedang saya kerjakan

  • apa yang terjadi pada hidup saya

  • apa keputusan yang saya ambil

dan seringkali saya terlarut dengan pikiran ini, memikirkan bahwa apa yang saya jalankan harus sempurna. tidak bercacat

tapi izinkan saya menggambarkannya betapa mindset ini akan menghancurkanmu perlahan tapi pasti, sekaligus menyakitkan:

bayangkan kamu adalah seorang yang ternama: seorang profesor yang disegani, atau CEO dari sebuah perusahaan, atau setidaknya kamu adalah "anak emas" dalam keluargamu. kamu punya reputasi ini, sebutannya "a crown and a cage"

dan orang-orang seperti kamu ini sering berasumsi bahwa apa langkah yang kamu ambil harus sempurna, kalo tidak dunia akan menentangmu. kamu pun berasumsi, jika ada satu langkah salah — ide yang berani, pilihan beresiko, atau bahkan menjadi diri sendiri yang unik dan autentik — akan menghancurkan 'citra' mu dan membuatmu dihakimi, dicemooh, atau bahkan ditinggalkan

lagi deh, gini-gini. bayangkan kamu seorang profesor yang pinter banget, kamu merumuskan sebuah teori gila yang akan mengubah dunia dan gak ada satu orangpun yang mengumumkan teori ini sebelumnya. tapi bukannya membagikannya, kamu malah hanya menguburnya. kenapa? karena kamu takut apa yang akan dikatakan orang lain

"gimana kalo orang mikirnya aku orang gila?"

"gimana kalo misal nanti mereka malah menertawakanku dan mengusirku dari ruangan ini?"

jadi kamu tetap diam. mengubur teori ini dalam mimpimu belaka. mempelajari hal-hal yang sudah ada, sudah terprediksi dengan baik. sedangkan pikiranmu hanya dikurung dan perlahan semangatnya mulai meredup

eh beberapa tahun kemudian, ada orang (yang tidak sepintar, sejago, dan seahli kamu) menemukan teori ini dan membagikannya. bahkan teori ini bisa dibilang sukses, berhasil menggerakkan banyak orang. dan dia yang sebelumnya bukan siapa-siapa, sekarang menjadi terkenal berkat penemuannya itu

sedangkan kamu? hanya berdiam diri di sudut kamar, meratapi ketidakberanianmu, menyesali setiap keputusanmu. kamu merasa hampa, hidupmu sudah tidak ada artinya, pikiran-pikiran gila terus menghantuimu

saya yakin itu pasti rasa yang paling tidak mengenakan — dan bisa jadi akan kamu bawa sampai tua atau bahkan sampai mati

accept the inevitable

orang akan tetap akan membicarakanmu,

  • mau langkah yang kamu lakukan baik atau buruk

  • mau perbuatanmu baik atau buruk

  • mau keputusanmu sudah benar atau belum benar

bahkan dari yang tingkat RT doang sampe tingkat presiden-pun, orang tetap akan membicarakanmu

ini yang dinamakan Spotlight Effect → pertama kali diciptakan sama Thomas Gilovich, Victoria Husted Medvec, dan Kenneth Savitsky — mengacu pada kecenderungan orang untuk percaya bahwa mereka lebih diperhatikan daripada yang sebenarnya. bias kognitif ini terutama menonjol di situasi sosial, di mana individu merasa berada dia di bawah pengawasan ketat, yang menyebabkan meningkatnya kecemasan/anxiety

tapi realita yang sebenarnya

  • gak semua orang terobsesi denganmu; bahkan jika ada jutaan orang melihatmu, kebanyakan orang gak bener-bener menganalisa setiap pergerakanmu. mereka sibuk dengan dirinya, kehidupannya, keluarganya, kegiatan scrolling sosmednya

  • judgment gak selalu mendalam; banyak kritik yang disampaikan cepat, emosional dan gak berdasar. kebanyakan hanya omong kosong, bukan penilaian/judgment sebenar-benarnya tentang nilai dirimu

  • kamu gak bisa menghindarinya; gak peduli mau kamu sesempurna apapun, bahkan selevel presiden sekalipun mau itu terlalu progresif atau terlalu berani atau apapun itu deh. penilaian orang adalah hal yang gak bisa dihindarkan, jadi mengapa kamu hanya mengurung dirimu?

saya sebenernya gak nyaman membicarakan ini, tapi saya sebaiknya cerita ke kamu. di masa sekolah-kuliah, saya bisa dibilang orang yang 'yes man' abis. banyak hal yang saya iyain hanya demi bikin orang lain senang dan puas

satu waktu, saya lagi motoran berdua bareng pacar. kalo dari rumah udah sekitar 35km jaraknya kami berkendara, masih romantis-romantisnya tuh. tapi tiba-tiba hp saya bunyi, ada sebuah panggilan — yang ternyata dari kakak saya (saya punya background hubungan yang gak bagus sama kakak)

dia meminta saya untuk pulang ke rumah buang sampah dan karena sifat saya yang 'yes man' banget tadi & background hubungan yang kurang baik ini. saya rela muter balik ke Salatiga lagi (sekitar 50 menitan) hanya untuk melakukan perintahnya

pacar saya? bete jelas. kenapa jadi orang harus menuruti perintahnya? kan bisa bilang kalo lagi di luar kota, kalo mau ya bisanya setelah pulang. tapi malah saya memutuskan untuk langsung putar balik. ini perasaan yang bikin nyesek sih, karena saya tau kalo saya gak menurutinya akan ada konflik dan bisa jadi ada penilaian buruk dari keluarga saya tentang apapun itu — itu yang bikin saya pun overthinking

If you can't decide, the answer is no

Naval Ravikant

tapi transformasinya pun datang, kejadian ini berulang selama bertahun-tahun. sampai akhirnya saya memberanikan diri, dengan badan yang gemeteran, jantung yang berdebar, mulut yang kelu, dan tangan yang gak bisa diem. saya berani berkata "tidak" pada hal-hal yang memang tidak bisa saya kerjakan

awalnya memang terasa berat, setiap pihak merasa ada yang salah nih sama Teddy. tapi ternyata, itu yang bikin saya lepas dari segala jebakan ini. ya saya suka pengibaratan seekor burung yang biasanya hanya terbang di sangkarnya saja, sekarang dia bisa terbang bebas menjelajahi seluruh dunia, menghirup udara segar, bertemu dengan teman baru, minum air dari sungai yang dipilih

saya menerima yang tidak bisa dihindari

focus on purpose

ketika kita membawa sebuah purpose, kita bisa berjalan dalam waktu yang panjang. sesuai newsletter lalu dimana saya bahas tentang long-term thinking and doing

hal yang kepikiran langsung buat saya adalah:

semisal pak jokowi, pada masanya menjabat hanya memikirkan pendapat orang lain. mungkin sekarang gak akan ada tol-tol baru atau kebijakan yang memudahkan masyarakat

itulah mengapa pak jokowi punya purposenya juga yaitu: mengabdi kepada Indonesia — beliau berakar pada "mengapa/why" dan opini orang tidak lagi penting

saya paham, akan ada orang yang gak suka banget dan ada orang yang suka banget, dan bagi saya itu urusan belakangan lah. karena yang kita tau pak jokowi hanya berusaha untuk mengabdi pada negara kita

coba sekarang pikirkan, apa hal yang jadi purpose dalam kamu hidup ini?

  • apakah mengabdi jadi kepala keluarga yang baik?

  • apakah menjadi istri yang menyayangi suami dan anak?

  • apakah menjadi pekerja yang bisa memajukan perusahaan?

  • apakah membangun bisnis yang bisa menghidupi karyawan dan keluarganya?

temukan hal itu, dari yang paling sederhana pun gak masalah. karena jika kita berawal dari sebuah tujuan, kita gak akan mudah goyah dengan batu-batu sandungan yang ada

see the spotlight for what it is

lihatlah spotlight/lampu sorot itu apa adanya. itu bukan sinar laser yang konstan, melainkan itu berkedip-kedip, kadang samar, dan seringkali orang gak memerhatikannya

saya memahami kalo kita seringkali berasa jadi seorang superstar, yang setiap orang melihat ke kita, sehingga segala tindakan harus diperhitungkan. bukan sekadar dan senjeplaknya aja — karena nanti bisa jadi akan digoreng luar biasa sama media

tapi saya ajakin kamu untuk membayangkan (lagi) — karena menurut saya, permainan berandai-andai itu menyenangkan, kita jadi punya visualisasi bagaimana itu akan terjadi

kamu adalah seorang kreator yang memulai perjalananmu dari perkuliahan, kamu membagikan perjalananmu menjadi mandiri sebagai anak kos (waduh kok kayak saya gini ceritanya haha)

perjalananmu ini kamu dokumentasikan dalam konten

  • kesusahanmu memasak nasi, soalnya kadang terlalu lembek kadang terlalu kering

  • ketidakbisaanmu bersosial di lingkungan kampus

  • keberhasilanmu dalam nilai-nilai akademis

  • ketakutanmu akan hari esok karena uang saku mulai menipis

  • kebahagiaanmu ketika berpacaran dengan seseorang yang tipemu banget

  • bahkan sampai hal yang lebih jauh, kamu membagikan strugglemu make money online dari hal paling tidak menyenangkan sampai menyenangkan kamu bagikan

sehingga ketika kamu bisa sukses, ketika kamu bisa make money beneran secara masif. orang lain tidak akan mudah meng-judge kamu

karena mereka bisa melihat proses naik turunnya lewat konten, mereka memahami bahwa prosesnya tidak mudah. sehingga kalimat-kalimat kayak:

  • halah dia berasal dari keluarga kaya

  • halah dia tuh ujung-ujungnya jualan doang

  • halah kayak uangnya hasil halal aje

bisa lumayan terhindarkan. karena kamu sudah mendokumentasikan progresnya

jadi itu dia untuk newsletter minggu ini,

saya mengingatkan lagi kalo workshopnya diadakan hari ini. kalo kamu tertarik untuk ikutan tapi belum ada cukup uangnya, tolong balas email ini. nanti saya kasih harga spesial

dan kalo kamu berminat support perjalanan saya menjadi anak kos yang berusaha mandiri ini, bisa klik disini ya

terima kasih sudah baca sampai akhir. kamu boleh juga membagikan newsletter ini ke media sosial dan jangan lupa tag saya ya!

salam hangat,

Teddy Sheehan dari The Jago Letter