pengibaratan ini bantu klien saya menang dari persaingan

satu-satunya cara untuk bisa menang dari persaingan, ya ini...

dulu saya mikir menjadi autentik tuh susah banget,

harus melewati fase pencarian diri yang panjang

tapi 1 hal ini menyadarkan dan menajamkan saya banget

bahwa autentik bukan hal yang sulit untuk dikejar,

atau bahkan gak perlu dikejar

saya inget banget ketika lagi sesi 1on1 sama mas Oka,

beliau masih ragu-ragu apakah bisa jadi autentik atau gak

terutama karena beliau pengen bikin "akun" baru yang completely beda dari brandingan personal/real lifenya

satu perumpamaan ini saya dapetin dalam proses jadi "autentik"

lalu saya bagikan ke beliau

begini kurang lebihnya:

jadi autentik tuh ibaratnya kita lagi pake pakaian mas,

ketika kita lagi di rumah, sama keluarga dekat

→ kita lebih nyaman menggunakan pakaian santai, baju oblong, celana pendek, rambut acak-acakan, dst

tapi ketika lagi di kantor, beda lagi

→ kita pake seragam yang udah distandarisasi sama perusahaan, celana ketat, pake jas tuxedo, sepatu kulit kinclong, dan rambut klimis

lain hal lagi ketika ibadah

→ outfit kita santai, tapi tetep sopan. biasanya dibanyakin parfumnya biar wangi jadi semangat ke tempat ibadah

kalo kita merasa jadi pribadi yang beda di situasi yang beda → itu tidak mencerminkan dirimu sepenuhnya adalah orang seperti itu

ya karena "situasi"-nya aja

kita tetep seorang "diri kita sendiri"

just embrace it

dan apa yang saya percaya adalah:

semakin tambah umur,

semakin tambah bijaksana,

gap antara diri kita dan situasi yang berbeda-beda ini akan semakin kecil

sehingga,

gak bisa tuh memaksakan untuk jadi autentik dalam semalem,

ada prosesnya — yang sebenernya gak sulit juga

tinggal gimana kita menerima diri kita

nb.

minggu lalu saya adakan workshop “value vs insight” —
di mana saya bongkar cara konten insight bisa menarik client,
tanpa harus kasih value gratis yang bikin melelahkan bahkan sampe gak dibayar

rekamannya berdurasi 60 menit, plus worksheet & dokumen pendukungnya


tersedia sampai 3 hari kedepan aja,
link:

salam hangat,

Likes Don’t Pay,

Teddy Sheehan