- Jago Letter
- Posts
- stop meminta arahan
stop meminta arahan
(cara menempa jalur belajarmu sendiri)

kamu seringkali diminta untuk mengikuti saran para ahli, tapi kenyataannya, perjalananmu adalah milikmu sendiri. ini mengapa menemukan jalan sendiri (bukan hanya meniru jalan orang lain) adalah kunci untuk membuka potensi sejati dirimu
saya beberapa waktu lalu:
terlalu sering konsumsi konten sosmed → overload informasi gak penting
gak tau mau kemana → kehilangan arah
terlalu tergantung dengan orang lain → mematikan kemampuan berpikir saya
takut gagal → takut memilih jalan yang salah atau bahkan menghabiskan waktu
otak saya seakan diajak berpikir gini: kayaknya untuk bisa dapet jalan tercepat adalah bertanya ke orang lain — yang jauh lebih expert, yang jauh lebih jago
tapi saya mencoba merasionalkan kembali…
apakah orang tersebut
sesuai dengan apa value-value yang saya miliki?
tau apa saja yang sudah terjadi dalam kehidupan saya?
beriringan dengan pembahasan yang saya jalankan?
jika iya — atau setidaknya beresonansi — saya bisa proceed untuk 'berkonsultasi' dengan orang tersebut. tapi jika tidak, saya harus pikir 2x
karena saya sadar, untuk bisa berkonsultasi dengan seseorang (apalagi yang valuenya lebih tinggi) pasti butuh uang yang disisihkan banget
saya sangat menghargai itu, karena orang yang mau menghargai dirinya lebih mahal memang perlu kita hargai juga
"The most important skill for getting rich is becoming a perpetual learner. You have to know how to learn anything you want to learn."
kalo saya dalam posisi tersebut, saya mengandalkan kutipan naval tadi untuk jadi proses melaju dan proses belajar saya
dan kalo disuruh ngelist apa aja yang paling diperlukan untuk menjadi orang yang bisa 'belajar' dengan caranya sendiri:
identifikasi dulu interest atau goals nya apaan
→ kalo saya, udah saya sampaikan di email ke-2 kemarenan. yaitu profit 10juta/bulan
bisa dibilang semacam outline lah, biar kita tau apa aja yang perlu dipelajari untuk mencapai kesana
jadi dibanding langsung meminta arahan dari orang yang lebih ahli, coba untuk memetakan apa aja skill set yang diperlukan untuk menuju goals yang diinginkan
bisa jadi produk → gimana buat produk yang memikat dan profitable
bisa jadi traffic → gimana ngajak ornag untuk berbondong-bondong liat konten kita
bisa jadi trust → gimana mengajak orang untuk lebih percaya dengan apa yang kita tulis
dan, hal keduanya setelah identifikasi adalah:
kurasi sumbernya
di banyaknya konten-konten yang berseliweran di sosial media, informasi keliatan begitu saja ya.
makanya coba untuk mengkurasi sumber-sumber yang lebih terpercaya dan lebih deep
entah itu dari kreator yang sesuai dengan value mu
entah itu buku-buku fundamental yang wajib kamu baca
atau bahkan artikel/newsletter dari kreator yang kamu suka (saya termasuk gak? :p)
dan dalam kaitannya menuju goals yang saya ingin capai, saya baru aja:
mengidentifikasi outline yang perlu dikerjakan
mengkurasi informasi yang diperlukan
makanya saya baru beli ecourse DigDis dari agankhalid — yang walaupun masih PO saya percaya bahwa isinya rekomended
sekarang saya mulai terbukakan pikirannya. walaupun gak langsung berkonsultasi langsung dengan beliau
saatnya saya untuk merevisi produk digital yang sudah saya umumkan kemaren, karena ada perlu penyempurnaan sesuai dengan apa yang sudah saya pelajari sendiri lewat ecourse agankhalid tadi
jadi.. untuk menyempurnakan kutipan dari naval tadi, saya mau bikin sendiri:
"learn how to learn is the most important skill to be perpetual learner"
salam hangat,
Teddy "Learner" Sheehan