subscribers saya turun

(dan ini yang saya harapkan)

bentar-bentar, jangan tiba-tiba kamu unsubscribe saya ya. saya jelasin dulu kenapa

subscribers turun tapi kok beda ya…

semenjak saya rutin nulis newsletter harian, saya sudah menduga ini akan terjadi. akan ada orang yang mulai 'kebrisikan' dengan email yang saya tulis

"ini orang kok ngirim emaaaiil terus, berisik banget. unsubscribe ah. menuh-menuhin inbox email saya"

sejenak, dalam hati saya merasa…

  • apa newsletter saya udah gak relevan lagi ya?

  • bisa gak ya saya terus menjalankan daily newsletter ini?

  • masih worth untuk diperjuangkan gak ya?

  • kalo semua orang unsubscribe, harus gak saya berhenti aja?

tapi saya sudah mengira hal ini akan terjadi, kehilangan subscribers bagi saya = memfilter orang-orang kayak kamu (iya, kamu yang lagi baca ini)

kamu bukan cuma subscribe biasa, kamu adalah loyal crew. kumpulan orang-orang yang mengerti saya

Audience building is about depth, not just breadth. It’s about creating a tribe, not a crowd.

Dan Koe

penurunan subscriber bukanlah sebuah kegagalan, ini adalah langkah yang disengaja untuk membangun loyal crew yang lebih erat dan lebih terlibat dengan apa yang saya kerjakan

menjalankan daily newsletter adalah sebuah langkah bold untuk bisa memberikan lebih banyak value dan berkoneksi dengan kamu yang baca ini — dan saya sangat sadar, beberapa diantaranya ada yang bakal gak betah. itu sudah dalam prediksi

kalo awalnya saya merasa ada penurunan performa, dipikir-pikir sekarang → gak juga deh. malahan konten yang saya bikin bisa makin tajem, makin dalem, makin sesuai dengan orang-orang kayak kamu

email ini jadi reminder bagi saya dan juga kamu, untuk:

fokus dengan hal-hal kecil yang membawa lebih banyak dampak

saya ajak kamu membayangkan dari satu cerita ini…

suatu hari di lautan internet, ada orang bernama Joko The Fisher dan Joni The Whaler

Joko nih tipe-tipe orang yang suka tangkapan besar, dia menebar jaringnya lebar-lebar, menggunakan umpan ikan — dengan topik yang lagi ngetrend dan headline sensasional kayak "10 lifehacks yang akan bikin kamu tercengang" atau "fakta mengejutkan tentang (topik khusus)" — kontennya menarik banyak orang, banyak views, banyak subscribers

rame banget lah pokoknya, sibuk! tapi ketika dia launching ecourse pertamanya tentang (contoh ya) "mastering life hacks", sesuai mengejutkan terjadi: penjualannya anjlok. meskipun Joko punya audiens besar, hampir gak ada yang beli

audiens dateng cuma untuk nonton dan udah, pergi. bukan sesuatu yang lebih dalam. Joko udah menangkap ikan-ikan kecil, tapi ikan itu gak bernilai di pasaran

__

beda halnya sama Joni, dia pake umpan paus, fokus ke hal yang lebih mendalam, bukan sekadar trend belaka. dia bahas sustainable living. konten-kontennya nih detail, well-research, dan tertuju langsung sama orang yang serius sama yang beririsan dengan dampak lingkungan

Joni gak dapet banyak views kayak Joko tadi, audiensnya lebih kecil. tapi lebih engaging, mereka suka komen-komen hal yang relevan dan antusias, dan malah menunggu-nunggu konten apa yang akan dibuat oleh si Joni

dan ketika Joni launching ecourse pertamanya berjudul "the sustainable lifestyle blueprint", ternyata laku keras. itu karena audiensnya percaya sama dia, menghargai keahliannya, dan rela untuk mengeluarkan uangnya pada transformasi yang dibuat dia. Joni gak ngejar ikan doang, tapi dia mendatangkan paus — dan itu yang membuatnya berbeda

jadi pelajarannya, ini bukan tentang kejar-kejaran besar-besaran. apalagi sama hal-hal yang di luar kuasa kita sebagai kreator

tapi lebih ke fokus dengan hal-hal yang ada dalam kendali kita, dan saya yakin itu akan beresonansi dengan orang-orang sejenis. kayak kamu yang lagi baca ini

pokoknya saya mengapresiasi kamu yang bisa bertahan sejauh ini, rela untuk mengikuti perjalanan saya sampai sini. perjalanan masih panjang, tapi saya harus bisa lebih cepat dari ini

coba kasih reply, kasih tau pendapatmu. ini bukan sekadar newsletter biasa — ini kayak kita lagi chat-an aja — karena kamu sekarang berada dalam bagian saya